Harga Emas India Hari ini: Emas Turun, Menurut Data FXStreet
Harga Emas turun di India pada hari Kamis, menurut data yang dikompilasi oleh FXStreet.
Harga Emas berada di 9.001,15 Rupee India (INR) per gram, turun dibandingkan dengan INR 9.038,44 yang dikenakan pada hari Rabu.
Harga Emas menurun menjadi INR 104.990,70 per tola dari INR 105.422,60 per tola sehari sebelumnya.
Unit measure | Harga Emas dalam INR |
---|---|
1 Gram | 9.001,15 |
10 Grams | 90.014,09 |
Tola | 104.990,70 |
Troy Ounce | 279.967,20 |
Penggerak Pasar Harian Emas: Logam Mulia Mundur di Tengah Dolar AS yang Kuat dan Imbal Hasil AS yang Tinggi
Imbal hasil obligasi Treasury AS meningkat seiring dengan imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun yang naik empat setengah basis poin (bp) menjadi 4,493%. Sementara itu, imbal hasil riil AS juga naik empat bp menjadi 2,171%.
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai dolar terhadap sekeranjang enam mata uang, naik lebih dari 0,33% menjadi 99,89, didorong oleh perbaikan dalam data Keyakinan Konsumen, yang tumbuh paling banyak dalam empat tahun, ungkap Conference Board.
Presiden Fed New York John Williams mengatakan bahwa ekspektasi inflasi terjaga dengan baik dan menambahkan bahwa ia ingin menghindari inflasi menjadi sangat persisten, karena hal itu bisa menjadi permanen.
Data mengungkapkan bahwa impor Emas ke Swiss dari AS naik ke level tertinggi sejak setidaknya 2012 pada bulan April.
Selain itu, Reuters mengungkapkan bahwa "impor emas bersih Tiongkok melalui Hong Kong lebih dari dua kali lipat pada bulan April dibandingkan Maret, dan merupakan yang tertinggi sejak Maret 2024, menurut data."
Pasar uang menunjukkan bahwa para pedagang memperkirakan penurunan 45 basis poin menjelang akhir tahun, menurut data Prime Market Terminal.
FXStreet menghitung harga Emas di India dengan mengadaptasi harga internasional (USD/INR) ke mata uang lokal dan unit pengukuran. Harga diperbarui setiap hari berdasarkan tarif pasar yang diambil pada saat publikasi. Harga hanya sebagai referensi dan harga lokal dapat sedikit berbeda.
Emas FAQs
Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.
Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.
(Sebuah alat otomatisasi digunakan dalam pembuatan pos ini.)